Pj Gubernur Tanam Kakao di Berau Coal

Nety     80x     Berita

Penjabat (Pj) Gubernur Kaltim Akmal Malik melakukan penanaman bibit kakao di Kebun Kakao OPD G5 Blok 5-6 Site Binungan PT Berau Coal, Selasa (29/10/2024).

Penanaman dilakukan Pj Gubernur Akmal Malik bersama Direktur Operasional dan HSE PT Berau Coal Arief Wiedhartono, Asisten Perekonomian dan Administrasi Pembangunan Setda Provinsi Kaltim Ujang Rachmad, Kepala ESDM Kaltim Bambang Arwanto dan Pjs Bupati Berau Sufian Agus.

Atas nama Pemerintah Provinsi Kaltim Pj Gubernur Akmal berterima kasih kepada PT Berau Coal yang sudah mampu memberikan bukti bahwa tambang bukan hanya bisa merusak lingkungan, tapi sukses melakukan transformasi ke pertanian, perikanan dan peternakan.

"Berau Coal ini perusahaan tambang, tapi sangat peduli dengan perikanan, peternakan dan pertanian, khususnya kakao. Bahkan Berau Coal sudah punya pabrik sendiri dan mengirim produknya ke luar Kaltim," puji Akmal Malik mengawali kunjungan kerjanya di Kabupaten Berau dengan menanam bibit kakao di areal Kawasan Pengembangan Masa Depan (Kembang Mapan). Areal tersebut merupakan kawasan eks lahan tambang Berau Coal yang disiapkan untuk mendukung pengembangan pangan. Luas keseluruhan Kembang Mapan di sini adalah 709,9 hektare.

Kakao yang ditanam adalah jenis unggul yang didatangkan dari Jember, Jawa Timur. Ini merupakan kunjungan kelima Pj Gubernur Akmal Malik ke sejumlah perusahaan pemilik IUP. Sebelumnya, kunjungan sudah dilakukan ke PT Indominco, PT Kitadin, PT MHU dan PT Kideco.

"Bagi saya ini contoh yang baik. Saya akan terus gelorakan, bagaimana 500 ribu hektare lahan yang sudah dikembalikan oleh pemegang IUP, bisa kita kelola bersama untuk mendukung ketahanan pangan di Kaltim," lanjut Akmal.

Akmal juga memuji konsep pengembangan yang dilakukan Berau Coal dengan menggandeng masyarakat lokal untuk perkebunan kakao ini.

"Konsep inti plasma untuk kakao ini mungkin contoh yang pertama di Indonesia. Sebab biasanya kan inti plasma itu sawit saja," puji Akmal.

Diakuinya, untuk pengembangan kakao kendala terbesarnya ada pada pengolahan pascapanen.

Direktur Operasional dan HSE Berau Coal Arief Wiedhartono menjelaskan kakao dipilih karena tanaman ini memang sangat cocok dikembangkan di daerah ini selain karet.

Mereka pun telah melakukan penelitian untuk pengembangan coklat ini dan potensinya sangat bagus, termasuk di areal pascatambang.

"Kami masuk untuk membantu petani. Mulai dari proses penyediaan bibit kakao, membeli hasil petani dan membantu memasarkannya," jelas Arief Wiedhartono.

Diungkapkan Arief, sebelumnya produk petani sulit diterima pasar. Karena itu, mereka mengambil alih prosesnya dan membantu agar produk petani bisa diterima pasar.

"Kami sudah punya pabrik dan alhamdulilah produk kami bisa diterima dengan baik oleh pasar," bangganya.

Disebutkannya, penghasil coklat terbesar di dunia ada di Afrika dan Indonesia. Saat ini harga coklat mulai membaik, sehingga antusias petani menanam coklat juga semakin meningkat.

"Coklat ini sudah kita kirim ke Belanda, Itali dan Jepang," tutup Arief.

Selain melakukan penanaman bibit kakao, Pj Gubernur Akmal Malik juga meninjau pengolahan perikanan dan pengolahan air eks kolam tambang menjadi air baku siap pakai, bahkan siap minum yang dikelola Berau Coal. (sul/ky/adpimprov kaltim)

Bagikan Postingan ini :
26