Berdayakan Masyarakat Peduli Api Antisipasi Karhutla di Perbatasan dan IKN

Nety     19x     Berita

Meski kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kaltim tahun ini terbilang rendah, Gubernur Kaltim Dr H Rudy Mas'ud (Harum) meminta tetap waspada.

Harum mengingatkan karhutla harus dimitigasi dan disiapkan berbagai langkah antisipatifnya agar tidak terjadi. Kalau pun terjadi, langkah cepat dilakukan agar kebakaran hutan dan lahan tidak makin meluas.

"Jangan sampai terjadi kebakaran hutan dan lahan, apalagi di kawasan-kawasan lintas batas negara, seperti di Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu)," kata Gubernur Harum saat menerima kunjungan Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan Kementerian Kehutanan Thomas Nifinluri di Kantor Gubernur Kaltim, Kamis 15 Mei 2025.

Untuk kawasan perbatasan negara dan perbatasan Provinsi Kalimantan Utara, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat itu, kendala utamanya adalah akses infrastruktur jalan. Oleh karena itu, jalan di perbatasan harus ditingkatkan dan layak dilintasi.

"Kalau hutan perbatasan tidak kita jaga, kalau tidak kebakaran, ya patoknya nanti bergeser. Makanya, jalan akan kita bangun bekerja sama dengan pemerintah pusat dan TNI," ungkap Gubernur Harum.

Kawasan lain yang penting juga untuk dijaga adalah Ibu Kota Nusantara (IKN). IKN adalah kawasan sangat strategis, karena itu harus terhindar dari risiko-risiko kebakaran hutan dan lahan.

"Kita harus jaga, terus pantau jangan sampai ada kebakaran di IKN," pesan Gubernur Harum.

Apalagi, Kaltim memiliki sejarah berlanjut dalam kasus kebakaran hutan di Kaltim. Kebakaran hebat pernah terjadi di era tahun 1984, 1987 dan 1999.

Antisipasi harus terus dilakukan dengan memberdayakan kekuatan Manggala Agni dan partisipasi Masyarakat Peduli Api (MPA).

Dengan dana yang tersedia, sudah semestinya kata Harum, para relawan pemadam kebakaran lahan dan hutan dibekali peralatan canggih dan berteknologi tinggi.

"Ke depan saya malah berpikir akan membeli pesawat yang bisa mengangkut air untuk memadamkan api, dengan kemampuan amfibi, bisa mendarat di air. Sehingga mudah dalam penanganan kebakaran," tegas Gubernur Harum.

Sementara Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan Kementerian Kehutanan Thomas Nifinluri menjelaskan secara nasional kasus kebakaran di Kaltim dan nasional mengalami penurunan sangat drastis.

"Tahun 2024 angka kebakaran hutan dan lahan di Indonesia mencapai 327.000 hektare. Tahun ini hanya 3.035 hektare. Di Kaltim hanya 202 hektare. Terjadi di Kutai Timur dan Kutai Kartanegara,"

Thomas Nifinluri menjelaskan saat ini kebijakan penanganan karhutla sudah terkoordinasi. Sedangkan untuk aksi di lapangan kekuatan Manggala Agni akan diperkuat relawan yang tergabung dalam Masyarakat Peduli Api. Mereka telah dilengkapi sarana prasarana dan pelatihan pemadaman api, serta bantuan ekonomi.

"Karena kalau terjadi kebakaran, masyarakat yang paling terkena dampak. Tapi sampai saat ini, Kaltim masih kondusif. Harus kita jaga dan antisipasi," tutup Thomas.

Acara dihadiri Sekretaris BPBD Kaltim Yaser dan beberapa perwakilan Manggala Agni dari kabupaten dan kota di Kaltim. (sul/yans/adpimprovkaltim)

Bagikan Postingan ini :
26